Taylor Swift Will Paint The Whole World With RED

Posted by
October 24, 2012

Taylor Swift telah memiliki semua kesuksesan yang diimpikan oleh musisi dunia. Namanya berhasil disejajarkan dengan legenda musik berkat karya-karya seninya yang indah. Taylor adalah pemilik gelar artis termuda yang meraih Grammy untuk Album of The Year. Dia juga merupakan artis country yang paling banyak mendapatkan penghargaan untuk sebuah album, melalui Fearless. Taylor juga menjadi artis country pertama yang meraih MTV Video Music Awards. Berbagai gelar telah melekat di namanya.

Melalui album Taylor Swift, karya perdananya, dia berhasil mendobrak pintu industri musik pop. Fearless menjadi album country yang menguasai industri musik pop. Speak Now menjadi jembatan yang menyatukan antara musik country dengan pop. Dan kini, melalui Red, Taylor telah bertransformasi menjadi seorang musisi pop sejati. Tetapi, Ia tetap tidak meninggalkan akar musik country yang telah melahirkan sekaligus mengasah bakat bermusiknya. Taylor juga tetap seorang wanita yang rendah hati, ramah, dan lugu seperti awal kita mengenalnya dulu.

RED menjadi pembatas era baru karir bermusik Swift. Album ini adalah eksperimen pertama Taylor dengan produser veteran musik pop, Max Martin dan Shellback. Alunan gaya vokal dengan cengkok country diubah secara dramatis oleh Taylor dengan gaya bertutur yang sinis, sarkastis, sekaligus bercanda dalam lagu We Are Never Ever Getting Back Together. Menjadikan lagu ini sangat unik dan sekaligus menghentak di telinga. Sebuah revolusi yang manis.

Penggemar country mungkin tidak mengunyah lagu ini secara mudah, karena pada minggu saat We Are Never Ever Getting Back Together berhasil menjadi no.1 di Billboard Hot 100, lagu ini justru belum menembus 10 besar di Chart Hot Country Songs. Tetapi, sebuah perubahan pada sistem penghitungan nilai di tangga-tangga lagu Billboard memberikan kemudahan pada Taylor yang langsung melesat ke peringkat pertama Hot Country Songs di minggu-minggu berikutnya. Tangga lagu Individual Billboard yang biasanya menghitung jumlah pendengar lagu pada radio di genre tertentu, kini dipadukan dengan angka penjualan. Jangan bermain-main soal penjualan lagu dengan Taylor. Karena kalau masalah jualan lagu, Taylor masih memiliki fanbase yang sangat kuat. Hingga kini, Taylor telah memiliki lebih dari 50 lagu hit yang dijual secara digital. Ia juga baru saja merayakan 50 lagunya berhasil menembus Hot 100.

Dalam 3 album berturut-turut, Fearless, Speak Now, dan Red, Taylor berhasil melesatkan 3 single miliknya masuk ke 10 besar bahkan sebelum albumnya dirilis. Khusus untuk Red, Ia bahkan telah memecahkan rekornya sendiri dengan menghasilkan 4 single top 10 sebelum albumnya dirilis. We Are Never Ever Getting Back Together dilanjutkan dengan Begin Again, Red, dan I Knew You Were Trouble. Tidak ada yang meragukan kemampuan Taylor dalam menjual musiknya. Keindahan dan kejujuran lirik-lirik lagu yang sebagian merupakan pengalaman pribadinya mencuri perhatian penggemar musik dari berbagai kalangan dan usia. Tidak menjadi masalah juga kalau ternyata para kritikus memberikan nilai positif terhadap keluguan Taylor. Ia juga menjadi musisi yang revolusioner dengan membawa media promosi digital yang modern ke tengah massa penggemar country yang cenderung ortodok dan gaptek. Musik country juga banyak berhutang pada Taylor yang menggiring anak-anak remaja menjadi penggemar genre musik yang identik dengan orang tua dan masyarakat western American ini.

Taylor adalah seorang Lyricist dan pencipta lagu yang handal. Kemampuan bertutur melalui lirik dan menggabungkannya dengan nada-nada yang membumi adalah salah satu faktor yang memisahkan Taylor dengan musisi-musisi lainnya. Album RED sudah membuktikan legitimasi Taylor dalam mencipta musik. Lagu Begin Again terasa indah sekaligus menyedihkan, senang tetapi tidak bahagia saat jatuh cinta dengan seseorang yang tidak menyadari kalau kita menyukainya.

RED menggambarkan warna sebagai bentuk-bentuk perasaan saat jatuh cinta, kangen, marah, dan putus cinta. I Knew You Were Trouble menjadi sebuah narasi yang menceritakan saat sesorang jatuh cinta pada orang yang salah. Cinta masih menjadi Benang merah yang mengikat album RED. Sama, tetapi berbeda dari sisi sound dan gaya penuturan. Sebuah pendewasaan ala Taylor Swift. RED juga menawarkan dua kolaborasi unik yang menjadi penghubung Amerika Serikat dengan UK. Di album ini, Taylor berduet dengan Ed Sheeran, seorang musisi folk yang tengah naik daun dari Inggris untuk lagu Everything Has Changed. Ia juga bekerja sama dengan Gary Lightbody vokalis dari Snow Patrol dalam lagu The Last Time.

Jika kita pernah merasakan kehidupan, RED akan menjadi sebuah album yang tepat menggambarkan narasi dari sebuah sisi kehidupan manusia. Nada dan lirik karya Taylor Swift mengalun secara elegan dan anggun dalam album ini. Sebuah pencapaian karya yang layak menjadi bagian dari sejarah musik. Tidak salah jika satu juta lebih manusia akan membeli RED di minggu pertama rilisnya. Semua mata dan telinga manusia akan terpusat pada seorang wanita muda yang cantik dan berbakat di akhir bulan Oktober 2012. Taylor Swift Will Paint The Whole World With RED.

Comments and 4,577 views

Gia Adhika

I work in the entertainment, publishing & social media industry. Observes & writes about it. Author of ONE DIRECTION The Unofficial Book & Buku Pop Superstars.

Related Posts

COMMENT

Comments Closed