Jangan salah, The Iceman bukanlah film franchise superhero milik Marvel atau film sci-fi lainnya. Judul film tersebut diambil dari nama julukan salah satu pembunuh bayaran paling terkenal, Richard “Iceman” Kuklinski, yang menjadi tokoh utama dari film ini. Ya, ini adalah film biopik tentang kisah nyata seorang pembunuh yang konon katanya telah menghabisi lebih dari 100 jiwa sejak tahun 1948 hingga 1986. Jadi Flagers, masih tertarik untuk membaca resensi film ini lebih banyak lagi?
Richard Kuklinski, awalnya bekerja di sebuah lab film porno kepunyaan keluarga Gambino, salah satu mafia Amerika yang dipimpin pria kejam bernama Roy DeMeo. Suatu malam, Roy DeMeo bertemu dengan Richard dan ia terkesan dengan sikap dingin tanpa ekspresi dari si Polack (julukan yang diberikan Roy kepada Richard karena ia adalah orang Polandia). Roy akhirnya tertarik untuk merekrut Richard Kuklinski sebagai pembunuh bayaran bagi keluarga Gambino. Latar belakang dan trauma masa kecilnya telah menumbuhkan kekejaman dalam diri Richard sejak lama, menjadikannya seorang pembunuh bayaran profesional yang bekerja tanpa emosi dan belas kasihan. Richard Kuklinski dijuluki Iceman karena modus operandi terkenal yang ia gunakan yaitu membekukan mayat untuk mengaburkan waktu kematian korban. Hal ini ia pelajari dari Robert Pronge, rekan pembunuh yang bekerja bersamanya setelah ia tidak lagi bekerja pada keluarga Gambino.
Tetapi berbeda dengan Robert Pronge, Kuklinski adalah seorang pembunuh yang berprinsip. Kuklinski tidak pernah membunuh wanita atau anak-anak. Prinsip itu ia gunakan karena dibalik sisi gelapnya, ia mempunyai sebuah keluarga yang bahagia; Deborah, seorang istri yang cantik dengan 2 anak gadis remaja bernama Annabel dan Betsy. Keluarganya adalah satu-satunya yang Kuklinski pedulikan di dunia ini dan ia membunuh untuk menghidupi keluarganya dengan layak. Namun, seperti layaknya keluarga bahagia pada umumnya, istri dan anak Kuklinski tidak pernah mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan sang ayah di luar sana.
Alih-alih menjadi sebuah film kriminal yang serius, dengan adegan-adegan sadis yang hardcore, The Iceman malah mengambil tema yang lebih manusiawi. Ya, tema keluarga inilah yang diambil oleh sang sutradara, Ariel Vroman berdasarkan novel karangan Anthony Bruno. V berjudul The Iceman : The True Story of Cold-Blooded Killers serta sebuah rekaman dokumenter HBO produksi 1992 yang berisikan wawancara Kuklinski di penjara.
Saya salut atas upaya Michael Shannon untuk menghidupkan kembali karakter Richard Kuklinski yang dingin, misterius, dan hampir sama sekali tanpa ekspresi. Saya pikir, tidak akan ada orang lain lagi yang bisa membangun akting seperti yang Shannon lakukan. Ya, ialah The Iceman sesungguhnya. Belum lagi, beberapa nama besar yang ikut menjual film ini; Winona Ryder sebagai Deborah Kuklinski, Ray Iiotta sebagai Roy DeMeo, dan Chris Evans, si Captain America yang sekarang berubah menjadi psikopat gondrong bernama Robert “Mr Freezy” Pronge. Sayang, pemilihan Chris Evans untuk Robert Pronge saya anggap tidak tepat, jika melihat nama James Franco yang awalnya ditawarkan untuk memerankan karakter ini. Saya yakin, Franco pasti lebih mampu membangun sisi psikopat Pronge sebagai mentor dan partner Kuklinski. Diganti oleh Evans, Franco malah jadi cameo tidak penting di film ini. Well, bisnis film memang kembali lagi dengan urusan kontrak dan uang, bukan?
Satu lagi, alangkah lebih bagus jika The Iceman menceritakan lebih banyak masa kecil Richard Kuklinski, sebagai seorang anak yang tumbuh besar dengan kekerasan di rumah tangga. Hal itu memang sedikit dijelaskan ketika Richard mengunjungi adiknya, Joey, di penjara karena telah memperkosa dan membunuh seorang anak berusia 12 tahun. Tapi bagi saya, itu belum cukup jelas untuk menggambarkan bagaimana si Kuklinski kecil tumbuh menjadi seorang pembunuh kejam di kemudian hari. After all, saya memberikan 3 dari 5 bintang untuk film ini. The Iceman diperuntukan untuk flagers yang menyukai crime-thriller dengan sentuhan cerita yang menyentuh, namun tanpa menampilkan adegan sadis yang berlebihan.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.