“Captain America: The Winter Soldier” Political Thriller Versi Superhero – Movie Review

Posted by
April 2, 2014

ca-the-winter-soldier-poster08

Pemimpin dari kelompok superhero The Avengers, Captain America, kembali dengan film solo keduanya, “Captain America: The Winter Soldier.” Jika film pertama “Captain America: The First Avenger” didominasi oleh gaya film perang dengan mengambil masa Perang Dunia Ke-2, maka “Captain America: The Winter Soldier” mengambil arah yang berbeda dengan gaya political thriller. Sebuah perjudian yang cukup berani dilakukan oleh Marvel terhadap film ini. Mengingat semua karakter superhero Marvel sangat akrab dengan anak-anak, “Captain America: The Winter Soldier” dapat dikatakan sebagai bentuk pendewasaan dari tokoh iconic ini.

2 tahun setelah peristiwa pertempuran New York yang berhasil menyatukan The Avengers, Captain America melanjutkan kehidupannya dengan mengabdi kepada S.H.I.E.L.D. Kini, sang kapten yang memiliki nama asli Steve Rogers, tinggal di Washington DC. Meskipun telah cukup lama tinggal di dunia modern, Steve masih merasa sedikit canggung dalam beradaptasi di dunia modern. Bersama Agen Natasha Romanoff atau yang dikenal sebagai Black Widow, Captain America ditugaskan pada sebuah misi penyelamatan. Setelah kembali dari misi penyelamatan, Captain America dikejutkan dengan peristiwa yang mengancam nyawa salah satu orang penting S.H.I.E.L.D.

Peristiwa itu ternyata menjadi kunci dibalik sebuah rahasia besar yang tidak hanya mengancam keberadaan S.H.I.E.L.D., tetapi juga seluruh umat manusia. Selain melawan kelompok misterius yang membayangi S.H.I.E.L.D., Captain America juga harus berhadapan dengan musuh tangguh bernama The Winter Soldier. Bersama orang-orang yang masih Ia percayai, seperti Natasha Romanoff dan seorang tentara mantan penerjun bernama Sam Wilson alias Falcon, Cap berusaha menjawab misteri yang juga mempertemukannya dengan sosok dari kehidupannya di masa lampau.

ca-winter-soldier-picture01

“Captain America: The Winter Soldier” bukanlah sebuah film superhero biasa. Meskipun berbagai adegan dengan efek visual yang spektakuler masih menjadi bagian penting dari film, tetapi kelebihan utama film ini berada pada intensitas kisah political thriller yang dibangun. Kita tidak hanya disuguhkan oleh sebuah tontonan yang ringan, tetapi juga menantang otak. Dengan berbagai teka teki dan pertanyaan yang dibangun sejak bagian awal film. Sutradara Anthony dan Joe Russo berusaha untuk mengajak penonton untuk tidak sekedar terkagum-kagum dengan berbagai adegan ekstravaganza yang dihadirkan, tetapi juga merasakan intensitas ketegangan yang dibangun melalui jalinan cerita yang solid.

Apalah artinya sebuah naskah yang solid jika tidak dimainkan oleh aktor-aktor yang brillian. Chris Evans berhasil meningkatkan kewibawaan dari sang kapten. Kini, Captain America tampak lebih kharismatik dan memiliki pembawaan yang semakin dewasa. Sementara Scarlett Johansson masih menjaga karakter Black Widow dengan gaya khasnya yang fleksibel dan mengoda. Dibalik semua bintang “Captain America: The Winter Soldier,” Robert Redford yang memerankan karakter Alexander Pierce, berhasil memberikan penampilan yang paling bersinar. Robert membuktikan kelasnya dengan menampilkan sosok yang tenang, tegas, misterius dan sekaligus menghanyutkan.

ca-the-winter-soldier-image06

Naskah dalam “Captain America: The Winter Soldier” juga dihadirkan dengan penuh kecerdasan oleh penulis naskah Christopher Markus dan Stephen McFeely. Dialog-dialog cerdas tersebut berhasil dipadukan dengan dengan sentuhan humor khas a la Marvel dan juga bumbu spionase yang menegangkan a la James Bond. Selain menjadi salah satu film superhero solo terbaik dari Marvel, “Captain America: The Winter Soldier” sejauh ini juga merupakan karya yang paling berani dan ambisius dari perusahaan yang berawal dari penerbitan komik ini.

Meskipun menggantungkan nasib keuntungannya dengan kisah yang mungkin tidak mudah diterima oleh penonton anak-anak, Marvel justru mencoba untuk berinovasi dengan eksperimen baru mereka. Melalui “Captain America: The Winter Soldier,” Marvel berhasil membuktikan bahwa film superhero bukanlah karya 1 dimensi, tetapi genre superhero juga dapat dipadukan dengan sub-genre lain seperti komedi, perang, romance bahkan political thriller, tanpa harus mengurangi bobot kualitasnya. Hal ini akan menjadi kabar baik bagi Marvel yang berniat untuk memperkenalkan tema-tema dan karakter lain yang masih asing dari katalognya yang sangat besar.

ca-the-winter-soldier-image04

“Captain America: The Winter Soldier” adalah sebuah film yang lengkap. Seru, tegang, lucu dan membuat penasaran adalah bagian dari proses yang akan kita rasakan selama menyaksikan film ini. Inovasi terbaru dari Marvel ini, sekaligus akan menjadi tonggak perubahan bentuk dari film-film superhero. Tidak hanya memperlihatkan visual effects yang luar biasa dan adegan pertarungan fisik satu dengan satu yang menegangkan, tetapi juga memiliki unsur cerita yang baik. Seperti tradisi dalam film- Marvel lainnya, “Captain America: The Winter Soldier” juga kembali menghadirkan end credits yang merupakan gerbang untuk film-film Marvel yang lain. Jadi, tetap bertahan di kursi sampai end credits film benar-benar tuntas.

Comments and 11,375 views

Gia Adhika

I work in the entertainment, publishing & social media industry. Observes & writes about it. Author of ONE DIRECTION The Unofficial Book & Buku Pop Superstars.

Related Posts

COMMENT

Comments Closed