Bukan perkara yang mudah untuk melanjutkan jejak kesuksesan sebuah film mega blockbuster. Terutama jika film tersebut tidak hanya meraih kesuksesan secara finansial, namun juga meraih pujian universal dari seluruh dunia. “Avengers” merupakan sebuah maha karya yang mendapatkan sambutan luar biasa dari semua kalangan, bahkan mengangkat level studio Marvel ke tingkat atas studio produksi film. Berkat film tersebut, Marvel banyak dibandingkan dengan Pixar sebagai rumah produksi yang mampu membuat film berkualitas dan sekaligus memiliki nilai komersial. Kini, Marvel memiliki sebuah tantangan besar untuk melanjutkan maha karya mereka dengan sebuah film sekuel yang tidak boleh gagal secara komersial dan juga harus memiliki standar kualitas yang tinggi. Melalui “Avengers: Age of Ultron” studio yang dipimpin oleh Kevin Feige ini menjawab tantangan tersebut dengan sebuah optimisme.
“Avengers: Age of Ultron” kembali mempersatukan para jagoan super yang sudah menjadi favorit: Iron Man, Captain America, Thor, Hulk, Black Widow dan Hawkeye. Setelah terbongkarnya jaringan Hydra yang menyusup ke dalam organisasi S.H.I.E.L.D. para Avengers memiliki misi untuk membersihkan sisa-sisa komplotan Hydra yang bersembunyi di berbagai lokasi. Kekompakan Avengers semakin kuat, sehingga misi tersebut dapat mereka tuntaskan. Selain berhasil menyelesaikan misi, mereka juga menemukan kembali tongkat milik Loki yang sebelumnya berada di tangan buronan Hydra.
Tony Stark yang tengah membangun sebuah program penjaga perdamaian mencoba untuk memanfaatkan kekuatan tongkat milik Loki untuk menyempurnakan penemuannya. Usaha tersebut ternyata tidak berakhir baik. Program yang telah Ia ciptakan justru menimbulkan kekacauan baru. Sesosok robot mengerikan yang menamai dirinya Ultron memberikan ancaman terbaru bagi dunia. Kini, para Avengers harus bersatu untuk menyelamatkan manusia dan bumi dari ancaman Ultron yang juga memiliki kekutan super.
“Avengers: Age of Ultron” masih disutradarai dan ditulis oleh Joss Whedon. Sehingga kita akan dapat menikmati gaya aksi super dahsyat yang dipadukan dengan humor ringan disepanjang film. Sudah menjadi gaya khas Whedon yang menyajikan berbagai adegan menegangkan dengan sisipan humor, sehingga “Avengers: Age of Ultron” tetap terasa ringan.
Efek visual dalam film ini juga sudah semakin menunjukkan detail dan perkembangan yang semakin baik. Adegan pertempuran antara Hulk dengan Hulk Buster-nya Iron Man menjadi salah satu bukti yang kuat. Pertempuran tersebut berhasil menunjukkan kepingan-kepingan kecil yang terasa detil dan tetap terlihat nyata. Adegan klimaks pada akhir film juga terasa membahana dengan efek visual yang akan membuat kita tercengang.
Alur cerita dalam “Avengers: Age of Ultron” juga dibangaun dengan sangat baik. Dimulai dari adegan pembuka yang sudah memberikan intensitas tinggi, dilanjutkan dengan pertempuran kejutan di menara Avengers, lalu pertarungan di Afrika, Korea hingga klimaks di Sokovia. Penonton seakan tidak diberikan kesempatan untuk beristirahat. Namun, film ini juga memberikan jeda emosional untuk memperkenalkan sisi berbeda dari karakternya. Pahlawan super yang kali ini mendapatkan kesempatan untuk menceritakan sisi lain dirinya adalah Hawkeye yang sebelumnya hanya bersifat sebagai pelengkap. Unsur romansa antara dua karakter yang tidak terduga juga sedikit mendapatkan porsi, meskipun belum memiliki kedalaman yang signifikan.
Tetapi, betapa kerasnya kerja dari Joss Whedon untuk membuat “Avengers: Age of Ultron” menjadi sebuah karya hebat, bayang-bayang kedahsyatan “Avengers” memang tidak dapat dihilangkan dari benak. Namun, dalam banyak hal, “Avengers: Age of Ultron” memang memiliki poin yang lebih tinggi. Salah satunya adalah penampilan dari James Spader sebagai Ultron. Pendekatannya yang menghadirkan humor dengan kebengisan namun tetap memiliki hati, membuat Ultron tampil sebagai karakter yang terasa ironis. Sangat mengerikan dan sekaligus brilian. Ultron dapat dikatakan sebagai salah satu bagian terbaik dari film ini.
Bagi para fanboys, kehadiran beberapa karakter superhero baru tentu akan memberikan keseruan tersendiri. Quicksilver, Scarlett Witch dan juga Vision semakin meningkatkan “Avengers: Age of Ultron” ke tingkat yang lebih tinggi dari berbagai film tema sejenis. “Avengers: Age of Ultron” dijamin akan menghibur dan memberikan kepuasan tersendiri bagi penonton dari berbagai kalangan dan usia. Film ini adalah salah satu karya langka yang memiliki keuntungan sebagai karya yang dinantikan oleh semua orang. Satu hal yang sudah pasti adalah, siapapun yang tidak menonton film ini, dijamin akan melewatkan satu momen hiburan yang penting di dunia.