Mengambil setting utama di Planet Mars, John Carter menghadirkan premis cerita tipikal, namun formulasinya bersahabat bagi penggemar Sci-Fi. Seorang tentara bernama John Carter mengalami konflik batin setelah kehilangan anak dan istrinya. Secara misterius, ia terdampar di planet Mars. Tiba-tiba, John juga memiliki kemampuan untuk melayang melawan gravitasi. Di tengah kebingungan akan peristwa yang dialami dirinya, John bertemu dengan Ratu Dejah Thoris. Putri dari seorang raja yang terlibat konflik antar bangsa. Kini, John berada di tengah perseteruan hebat kedua bangsa Mars tersebut.
Hype yang terlalu berlebihan dapat membuat film kehilangan nilai kemurniannya. Ekspektasi tinggi terhadap film ini tidak dibayar dengan baik oleh sutradara Andrew Stanton. Setelah sukses menyutradarai 2 film Pixar, Wall-E dan Finding Nemo, Andrew terlalu berani dalam bereksperimen. Alur cerita John Carter terkesan dipaksakan untuk menjadi spektakuler. Hal ini semakin diperparah dengan akting yang biasa-biasa saja. Secara keseluruhan, John Carter memang tidak terlalu buruk, karena masih dapat menghibur penonton terutama pecinta Sci-Fi. 1 hal yang bisa dipuji dari film berbudget lebih dari 250 Juta Dollar Amerika ini, adalah special effect-nya yang dahsyat. Bahkan kita tidak perlu menonton dalam format 3 Dimensi untuk bisa menikmatinya.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.