BENTUK dan penampilan kendaraan yang disebut VentureOne ini sangat menarik. Meski begitu, bila melihat konstruksinya, tiga roda–satu di depan dan dua di belakang–kita bisa saja menilai tak ada yang baru. Bajaj dan Tuk-tuk sudah menggunakannya. Namin, bila dicermati lebih detail, kita boleh angkat topi dengan gagasan orsinil pembuatnya.
“Ini adalah dedikasi Venture Vehicle untuk mengubah alat transportasi personal dengan menciptakan sebuah kendaraan baru yang revolusioner, ultra efisien, ramah lingkungan, aman, dan asyik dikendarai.” Demikian pernyataan Venture Vehicle, sang pembuat dari Los Angeles, Amerika Serikat.
Perusahaan tersebut tidak segan-segan menilai kreasinya ini setaraf dengan penemuan iPod oleh Apple Inc yang telah mengubah cara kita menikmati hiburan dewasa ini. Karena itu pula, meski saat ini masih prototipe, direncanakan segera dipasarkan akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan.
Dibanding Bajaj atau Tuk-tuk—meski sama-sama menggunakan tiga roda, pengendaranya berada di depan—dari segi penampilan berbeda jauh. VenturaOne lebih gaya karena bodinya yang bermodel kanopi dirancang seperti mobil sport. Sebagian bodi menggunakan bahan tembus pandang dengan luas bidang penglihatan sampai 360 derajat. “Hasilnya, tingkat kepercayaan pengendara makin tinggi saat mengendarai VentureOne,” komentar perusahaan pembuatnya.
VentureOne tampak lebih aerodinamis dan ramping, terutama bagian depan. Dimensinya untuk ukuran orang Indonesia termasuk besar. Panjangnya 3.556 mm, lebar 1.295 mm, dan jarak sumbu roda 2.794 mm. Bobot pun mencapai 635 kg. Menurut produsennya, dimensi tersebut sama dengan Mini Cooper. Kalau di Indonesia, contohnya adalah Suzuki Karimum Estilo.
Meski begitu, di negara asalnya, berdasarkan regulasi NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration), Amerika Serikat, kendaraan ini digolongkan sebagai sepeda motor. Di situlah uniknya. Di samping itu, bila dikendarai atau diajak menikung, gaya kendaraan ini memang seperti sepeda motor. Roda depan dan bagian bodi miring ke samping, memungkinkanya bisa bermanuver dengan sangat lincah.
Salah satu fitur yang dibanggakan pembuatnya adalah tingkat keamanan yang dinilai paling efisien dan sama dengan mobil. Pasalnya, seluruh bodi menggunakan sel pengaman dari baja. Dengan demikian, pengendara atau penumpang (boncengannya), selain diijamin tidak kehujanan juga jauh lebih aman dibandingkan sepeda motor. Apalagi pintunya dilengkapi dengan palang penguat untuk menahan tabrakan. Juga ada kantung udara (airbag), bumper, dan pelindung mesin di bagian belakang. Karena itu, Venture Vehicle menilai, secara statistik kendaraan ini 33 kali lebih aman dari sepeda motor.
Mesin dipasang di belakang dan bagian terendah kendaraan. Ruang penumpang dan roda depan miring ketika membelok. Kendati bodi pengemudi ikut miring, tetapi tertekan ke sandaran jok. Hal tersebut bisa diperoleh karena gerakan kemiringan disejajarkan dengan sumbu vertikal tubuh pengendara. Venture Vehicle menggambarkan mengendarai kendaraan itu persis sama dengan naik pesawat jet tempur dengan dua roda berada di atas tanah.
Konsep bodi miring saat membelok dirancang dan hak patennya dimiliki Carver Engineering BV dari Belanda. Saat membelok, bagian kendaraan yang miring adalah roda depan dan bodinya, sedangkan roda belakang dan mesin tetap tegak lurus.
Untuk memiringkan roda depan dan bodi digunakan teknologi dynamic vehicle control system (DVC). Kemiringan bodi secara menyamping mencapai sudut 45 derajat dengan kecepatan gerakan menyamping 85 derajat per detik. Juga digunakan sistem otomatik untuk mengatur keseimbangan, menjaga kemiringan ideal kendaraan pada berbagai kondisi jalan dan kecepatan, misalnya saat berakselerasi atau meluncur di permukaan jalan licin dan menurun. Untuk ini, sistem pengatur kemiringan bekerja secara otomatis mengatur distribusi antara sudut roda depan dan bodi.
Saat melaju pelan, gerakan dari mekanisme setir sepenuhnya diarahkan ke roda depan. Hasilnya, kendaraan berada pada posisi tegak lurus. Ketika kecepatan makin tinggi, gerakan setir diterjemahkan untuk memiringkan roda depan dan bodi. Untuk ini sistem DVC bekerja secara hidraulik dan mekanis
Venture ditawarkan dalam dua paket mesin: hibrida 50 dan Q100 serta listrik saja, Venture EV. Juga telah disediakan berbagai aksesori bagi pemiliknya. Konsep penggerak hibrida terdiri dari motor bakar berukuran kecil yang langsung disatukan dengan generator berkekuatan 15-20 kW.
Untuk menggerakkan kendaraan digunakan motor listrik 2,5 kW yang dipasang langsung pada roda belakang. Di samping itu, juga dilengkapi dengan tangki bensin berkapasitas 16 liter. Untuk menyimpan energi listtrik, digunakan baterai Lithium-Ion yang mampu menghasilkan tenaga 3kW.
Cukup menarik, hibrida VentureOne memanfaatkan KERS (kinetic energy rocovery system) yang bekerja secara elektrik untuk mengembalikan energi yang seharusnya terbuang. Ketika kendaraan direm, energi kinetik yang biasanya terbuang diubah menjadi listrik dan disimpan di dalam baterai.
Hasilnya, konsumsi bahan bakar 40 km per liter dan mampu dikebut 160 km per jam. Akselerasi 0-96 km per jam hanya 7 detik. Beberapa wartawan yang menjajal VentureOne kagum dengan kegesitan kendaraan ini. Begitu juga dengan Jenson Button, pembalap F1 dari Honda, yang mencobanya di jalanan tanah. Begitu keluar dari kendaraan ini, Button langsung berseru, ”Fantastik!”
Dari penampilan dan konsumsi bahan bakar, VentureOne cukup menarik. Sebaliknya dari segi harga, apalagi untuk ukuran kantong orang Indonesia, terbilang mahal. Pasalnya, versi hibrida diancar-ancar maksimal 20.000 dollar AS atau sekitar Rp 185 juta, sedangkan versi listrik lebih mahal lagi, 23.000 dollar AS atau Rp 215 juta.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.