Truth or dare adalah permainan yang cukup populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dalam permainan ini, Flagers dan teman-teman ditantang untuk memilih jujur atau menerima tantangan yang diberikan. Tampak seru memang, mendengar teman terdekat mengungkapkan sesuatu secara jujur, apalagi jika jawabannya tak disangka-sangka. Begitu juga saat melihat mereka mau melakukan tantangan yang seru, bahkan ajaib.
Tapi, permainan yang disajikan dalam film “Truth or Dare” justru sebaliknya. Permainan ini justru meminta tumbal nyawa jika kalian melakukannya dengan ceroboh. Mengusung genre horor, film “Truth or Dare” menceritakan perjalanan liburan musim panas enam orang sahabat ke Meksiko. Dikisahkan sekumpulan anak muda sedang menghabiskan musim panas mereka di Meksiko. Olivia (Lucy Hale), Lucas (Tyler Posey), Markie (Violet Bane), Penelope (Sophia Ali), Tyson (Nolan Gerard), dan Ronnie (Sam Lerner) adalah teman sepermainan yang memiliki latar belakang berbeda-beda.
Keenam mahasiswa tersebut secara tak sengaja bertemu dengan Carter (Landon Laboirin) di Meksiko. Rupanya keenam mahasiswa ini diajak bermain Truth or Dare oleh Carter. Tanpa diduga, permainan pun berubah menjadi sebuah ancaman karena ada iblis yang masuk menghantui permainan tersebut.
Truth or Dare dalam film ini berubah mencekam ketika salah satu pemain yang terlibat harus mengatakan kejujuran atau menjalankan tantangan yang diminta, sesuai peraturan biasanya. Namun tantangan justru datang ketika sang pemain tidak berkata jujur atau batal menjalankan tantangan. Setiap pemain yang tidak melakukan kedua hal itu akan mati seketika.
Kekayaan latar belakang dari setiap karakter membuat film ini terasa sangat menarik. Ada konflik hubungan percintaan di dalam grup, permasalahan antara ayah dan anak, serta ada juga persaingan di setiap karakternya. Dari segi cerita, film “Truth or Dare” terlihat sangat menarik untuk disimak. Namun dari segi eksekusi, film ini sangat minim. Muka pemain yang kerasukan setan ketika menyatakan “Truth or Dare” juga menjadi sebuah pemandangan yang kurang sedap dipandang.
Pertumpahan darah dan ketegangan menjadi bumbu utama di film ini. Sayangnya, ekspresi para pemain di dalam film ini kurang maksimal sehingga film pun berjalan lumayan monoton. Ambiance yang dibangun pun kurang maksimal, hanya bermodalkan mengagetkan penonton. Secara keseluruhan, film “Truth or Dare” seharusnya mampu membuat penonton bisa merasakan ketegangan lebih dalam dengan unsur horor dan thriller yang ada di dalamnya.
Namun mereka masih percaya dengan formula bahwa ketegangan bisa didatangkan dari adegan-adegan mengagetkan, bukan membangunnya melalui musik dan kesunyian. Film “Truth or Dare” sendiri rencananya akan mulai tayang di Indonesia pada tanggal 5 Mei mendatang. Untuk Flagers semua yang penasaran dengan filmnya, langsung saja tunggu di bioskop-bioskop kesayangan kalian ya.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.