Kombinasi makhluk raksasa dan misteri bawah laut menjadi modal yang menjanjikan bagi “The Meg” untuk menghibur penonton. Belum lagi kehadiran Jason Statham sebagai pemeran utama. Hanya dengan melihat namanya saja, mungkin sebagian dari penonton seolah sudah diberi jaminan akan menyaksikan sederet adegan berbahaya yang mendebarkan. Namun sukseskah “The Meg” meramu semua modal mereka menjadi tontonan yang menghibur para penggila film action?
Mengambil lokasi area perairan, film “The Meg” yang diadaptasi dari buku berjudul serupa karya Steve Alten ini bisa menjadi angin segar bagi Anda yang sepanjang tahun 2018 ini sudah sering menyaksikan film action dengan latar gedung pencakar langit ataupun wilayah daratan.
Adegan film dimulai dengan aksi penyelamatan yang dilakukan Jonas Taylor (Jason Statham) di dalam sebuah kapal selam, dari serangan makhluk besar yang tidak diketahui jenisnya. Berhasil menyelamatkan sebagian besar kru tetapi harus meninggalkan sebagian rekannya membuat Jonas dilanda trauma dan akhirnya memilih untuk meninggalkan dunia bawah laut dan menikmati hidup serampangan di Thailand.
Lima tahun berlalu, seorang miliuner, Moris (Rainn Wilson) berinvestasi pada pusat penelitian bawah laut, Mana One, untuk meneliti kehidupan di dasar samudera yang diketahui memiliki dasar palsu dan menyimpan kehidupan laut tak terjamah di area yang lebih dalam. Para tim penyelam yang salah satunya adalah mantan istri Jonas, Lori (Jessica McNamee) berhasil menembus dinding dasar laut dan menjelajah kehidupan laut terdalam. Proses penjelajahan awal ini ternyata menarik perhatian hiu prasejarah bernama Megalodon, yang menyerang kapal selam milik tim Lori, hingga terdampar di dasar laut. Menghadapi kondisi darurat, akhirnya tim Mana One meminta pertolongan Jonas untuk membantu mereka menyelamatkan tim Lori yang terjebak.
Melihat latar cerita yang ditampilkan “The Meg” memang bukan lagi kisah baru, ada sederet film action yang kerap mengandalkan kisah serupa. Si jagoan mengalami kejadian tragis hingga membuat trauma, memilih pensiun, lalu diminta untuk kembali beraksi. Jadi dari segi cerita bisa dibilang, “The Meg” tidak menawarkan hal baru yang menarik. Anda bisa duduk manis dan menikmati sajian tanpa perlu terlalu memutar otak untuk bisa mengikuti alur ceritanya.
Dari segi pemain, pemilihan Jason Statham sebagai jagoan di film ini, mungkin tidak lepas dari track record aktor berusia 51 tahun ini yang sempat tercatat sebagai atlet selam Inggris dan tergabung dalam British National diving Squad selama 12 tahun. Meskipun punya modal yang cukup oke, sayangnya tidak ada adegan menyelam yang dibuat berbahaya ataupun menegangkan, jadi kubur dalam-dalam mimpi Anda jika ingin melihat aksi Statham dengan kemampuan selam yang penuh aksi.
Di samping sosok Statham, ada juga karakter Suyin (Li Bingbing) yang turut jadi partner Jonas dan melakukan berbagai aksi penyelamatan heroik. Munculnya Suyin (Li Bingbing) di film “The Meg,” cukup menyenangkan rasanya, melihat para pemain Asia belakangan sering ditempatkan sebagai pemeran utama dalam film Hollywood dan bukan sekadar tempelan. Di film ini Li Bingbing bermain dengan baik, aksen bahasa Inggrisnya terasa wajar dan tidak dibuat dengan tekanan aksen Asia seperti kebanyakan film.
Selain kedua pemeran utama tersebut, “The Meg” juga turut menghadirkan pemain lainnya seperti Ruby Rose, Cliff Curtis serta aktris cilik Shuya Sophia Cai. Memang bukan deretan pemain A list, tetapi penampilan mereka cukup apik dan mampu membawa berbagai warna, mulai dari potongan kisah drama antara hubungan ayah-anak dan ibu-anak, serta percakapan dan adegan yang bisa mengundang tawa penonton.
Intensitas ketegangan dan rasa mencekam “The Meg” tidak hadir sepanjang film. Sesekali penonton akan kembali diajak rileks dan haha hihi, tetapi saat adegan sudah berada di perairan, maka penonton akan kembali bersiap untuk menghadapi teror Megalodon. Dari segi scoring, sang komposer Harry Gregson-Williams cukup mampu membangun suasana mencekam dan menegangkan, walaupun latar suara yang disajikan belum bisa mengalahkan epic scoring milik film “The Jaws.”
Secara keseluruhan “The Meg” menghadirkan kisah yang cukup menghibur dan tidak akan membuat Anda bersungut-sungut saat keluar dari studio (kecuali Anda mengidap thalassofobia alias rasa takut akan kedalaman laut). Terlebih bagi Anda yang menyukai film dengan aksi mencekam dan teror dari makhluk raksasa. Untuk merasakan pengalaman menonton yang lebih sempurna akan lebih nendang jika “The Meg” disaksikan melalui layar IMAX. Mengingat film ini mendapat rate PG-13, maka Anda yang berencana untuk membawa adik atau anak, pastikan mereka berusia 13 tahun ke atas, ya. Film “The Meg” sudah rilis di seluruh bioskop tanah air pada tanggal 8 Agustus 2018. Untuk Flagers pokonya jangan sampai ketinggalan ya!