Drama menjadi salah satu genre film yang memerlukan perhatian lebih dari segi cerita dan akting dari para cast yang bermain. Jika tidak, maka film drama tersebut akan menjadi sebuah film yang gagal. The Butler, film drama memiliki kualitas akting kelas atas yang bahkan disebut-sebut sebagai film kandidat kuat untuk bersaing di ajang perfilman bergengsi sekelas Golden Globe atau Oscar tahun depan. Tapi apakah The Butler memiliki kualitas segi cerita yang mumpuni? Mari simak ringkasan cerita The Butler dibawah ini.
The Butler ditulis oleh Danny Strong, setelah ia terinspirasi dari kisah nyata kepala pelayan White House bernama Eugene Allen berdasarkan artikel Washington Post berjudul “A Butler Well Served by This Election” karya Wil Haygood yang diterbitkan tahun 2008 lalu. Bersama sutradara Lee Daniels, mereka berdua mengembalikan kehidupan Eugene Allen ke layar bioskop dengan karakter fiksi Cecil Gaines yang diperankan oleh Forest Whitaker.
Cecil Gaines (Forest Whitaker) tumbuh besar di tahun 1920-an. Ayah dan ibunya adalah budak disebuah perkebunan kapas milik orang kulit putih. Namun naas, kehidupan sederhana mereka harus berakhir setelah ibu Cecil, Hattie Pearl yang diperankan Mariah Carey (Ya, Mariah Carey!) jadi gila setelah diperkosa oleh putra majikan dan ayahnya dibunuh oleh orang yang sama. Nenek pemilik ladang kapas yang merasa kasihan mengangkat Cecil sebagai pelayan yang bekerja di rumah. Berbekal pelajaran itulah, ia memutuskan untuk pergi dari ladang kapas ketika beranjak remaja.
Keberuntungan ternyata masih berpihak pada dirinya, di luar perkebunan kapas ia bertemu dengan mentor yang mengajarkan dirinya menjadi seorang pelayan yang baik. Kemudian, Cecil mendapatkan pekerjaan di sebuah hotel mewah di Washington hingga akhirnya ketekunan membawanya ke Gedung Putih. Disanalah ia menjadi seorang Butler (kepala pelayan pria) yang mengabdi selama 8 masa jabatan presiden Amerika sejak tahun 1950. Ditengah-tengah masa pelayanan pada White House terjadi beberapa konflik yang melibatkan Cecil, dari masalah keluarga yang hampir berantakan, hingga isu rasisme yang menakutkan.
Jika ada nominasi untuk film yang menampilkan enseble cast terbaik, mungkin The Butler akan memenangkan penghargaan tersebut. Pasalnya The Butler menampilkan aktor dan aktris yang tidak biasa, dari yang berperan penting, hingga yang hanya numpang lewat tanpa mengucapkan satu skrip apapun. Siapa yang tidak kenal Oprah Winfrey? Di film The Butler, ia akan menjadi istri Cecil yang mengalami masalah minum-minuman keras. Serta Cuba Gooding Jr. dan Lenny Kravitz yang menjadi teman sekerja Cecil di Gedung Putih. Dan nama-nama mengejutkan yang menjadi Presiden Amerika; dari Robin Williams sebagai Presiden Dwight D. Eisenhower, James Marsden yang memerankan John F. Kennedy, Liev Schreiber sebagai Lyndon B. Johnson, John Cusack menjadi Richard Nixon, Alan Rickman dan Jane Fonda sebagai Ronald dan Nancy Reagan.
Untuk masalah akting dari aktor dan aktris yang saya sebutkan diatas tentu sudah tidak perlu diragukan lagi. Terutama Forest Whitaker yang memerankan Cecil Gaines dengan sangat baik sekali. Bahkan Forest begitu meyakinkan ketika memerankan Cecil tua yang sudah pensiun, dari gerak tubuh dan narasinya. Sayangnya nama-nama besar tersebut tidak diimbangi dengan cerita yang kuat dan tidak mampu menyelamatkan The Butler yang mulai terlihat membosankan di pertengahan karena mulai berfokus pada konflik anak pertama Cecil, Louis yang menjadi pejuang hak asasi kulit hitam dan melupakan peran penting Cecil Gaines disini. Jika saja film ini tidak kehilangan arah, The Butler bisa menjadi film drama dengan setting sejarah yang sempurna untuk memenangkan piala Oscar tahun depan.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.