Film “In The Heart of The Sea” merupakan sebuah drama thriller yang berlatar pada tahun 1820 yang menceritakan kisah cinta dan ngerinya kehidupan di permukaan laut. Film “In the Heart of The Sea” sendiri akan membuat Flagers merasa was-was sepanjang menyaksikan filmnya. Dengan kisah yang begitu fantastis plus penuh misteri, rasanya tak salah bila film arahan sutradara Ron Howard ini jadi pilihan menonton di akhir pekan.
Seperti diketahui, pada tahun 1800-an awal, sebelum ditemukannya ladang minyak di daratan, sumber utama minyak adalah paus. Sulitnya mencari paus dan risiko besar mengarungi lautan membuat minyak paus begitu diburu dan jadi komoditi mahal.
Diceritakan seorang pelaut bernama Owen Chase (Chris Hemsworth) yang berambisi untuk menjadi seorang kapten kapal Essex, kapal layar besar terbuat dari kayu yang dibuat khusus untuk memburu paus. Namun ambisinya sebatas menggantang asap karena perusahaan lebih memilih George Pollard (Benjamin Walker), yang merupakan pewaris trah Pollard, pengusaha minyak paus terkemuka.
Owen hanya diberikan jabatan sebagai Klasi Satu. Dia tetap menerima jabatan itu karena penghasilan berburu paus cukup menggiurkan walau harapan besarnya menjadi kapten kapal. Dalam sebuah kesempatan, Owen bersama Pollard mengajak kru kapal Matthew Joy (Cillian Murphy), Young Thomas (Tom Holland), dan Owen Coffin (Frank Dillane) untuk berburu paus. Namun, Pollard merasa kecewa karena Owen justru bersikap seperti kapten kapal.
Singkat cerita, Chase dan Pollard bagai kucing dan anjing dalam satu kapal yang sama. Sungguh situasi yang tidak kondusif untuk perjalanan jauh dan berbahaya. Apesnya, setelah mengarungi Atlantik, mereka tak jua menemukan paus yang banyak. Adalah haram bagi pelaut pulang dengan tangan hampa. Terlebih, mereka memiliki target pulang dengan 2.000 tong minyak yang bahkan 10 persennya pun belum mereka miliki.
Saat mereka putus asa dan memutuskan berlabuh di daerah Ekuador. Mereka bertemu dengan pelaut berbahasa Spanyol yang terdampar lantaran kapalnya hancur oleh seorang paus raksasa. Paus raksasa itu disebutkan berada di sekitar garis khatulistiwa, sekitar 5.400 kilometer jauhnya dari posisi mereka. Di lokasi itu, terdapat pula ratusan ekor paus yang disebut pelaut berbahasa Spanyol itu bisa memenuhi 3.000 tong minyak dalam waktu sehari.
Berbekal dengan informasi yang diragukan kebenarannya itu, Chase dan Pollard memutuskan menyambangi lokasi tersebut. Tak disangka, kisah paus raksasa itu benar adanya. Awak kapal Essex pun harus bergulat dengan mamalia raksasa itu meski dengan peralatan seadanya.
Secara garis besar, Film “In the Heart of the Sea” memiliki tempo cepat. Dengan adegan-adegan menegangkan yang terus berlanjut tanpa memberi jeda berarti bagi penonton untuk menghela nafas dalam-dalam. Dari segi sinematografi, tentu tidak perlu dipersolakan bagi sutradara peraih Oscar seperti Ron Howard. Pengambilan gambar yang apik plus balutan visual efek yang memukau menambah sensasi ketegangan sepanjang film.
Catatan terakhir yang akan membuat kisah ini menarik adalah peristiwa hancurnya kapal Essex oleh paus adalah kisah nyata. Film “In The Heart of The Sea“ diangkat dari buku karya Nathaniel Philbrick dengan judul sama. Philbrick terinspirasi dari kisah Moby-Dick yang dikenal sebagai salah satu karya sastra Amerika yang ikonik. Untuk Flagers yang sudah penasaran dengan film “In The Heart of The Sea” langsung saja ya nonton di bioskop-bioskop kesayangan kalian.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.