Ketika mengetahui bahwa film Carrie akan di-remake, saya sudah tahu bahwa itu bukanlah sebuah hal yang mudah, dan siapapun yang melakukannya harus sangat hati-hati. Kisah Carrie karya Stephen King adalah salah satu kisah horror klasik yang sudah menjadi legendaris, dan telah diadaptasi ke dalam film di tahun 1976 oleh Brian De Palma, dengan bintang Sissy Spacek dan Piper Laurie sebagai pasangan anak ibu paling mengerikan saat itu. Sutradara Kimberly Peirce mempunyai PR yang besar; memperkenalkan kembali kepada generasi sekarang tentang kisah horror yang membuat orang tua mereka bergidik waktu kecil, memberikan pesan Anti-Bullying kepada para remaja, sekaligus menjadikan film Carrie versi 2013 jadi lebih bagus dibandingkan film klasik karya Brian de Palma (atau setidaknya menyamainya).
Chloe Grace Moretz (Let Me In, Kick-Ass) dan Julliane Moore yang diberi wewenang untuk mengembalikan sosok Carrie dan ibunya Margareth ke dalam film ini. Sayangnya, pemilihan Chloe Grace Moretz sebagai Carrie versi 2013 adalah salah satu kesalahan. Walaupun saya takjub dengan akting Chloe di film Let Me In (2010), tapi di film ini, ia gagal memerankan sosok Carrie yang aneh, kuper, penakut, yang terus menjadi bahan bullying teman-temannya. Apakah mungkin karena Chloe Grace Moretz terlalu “bintang” untuk memainkan peran ini?
Kesalahan kedua; film ini tampaknya terlalu dibayang-bayangi oleh film pendahulunya sehingga terlihat sebagai film Carrie yang hanya diperbaharui dari segi visual, tanpa mengalami peningkatan dari segi naskah atau angle yang diambil. Well, memang ada beberapa perubahan yang menjadi lebih modern. Salah satu contohnya adalah adegan ketika Carrie menstruasi pertama kali di kamar mandi, Chris Hargensen dkk mengabadikannya dengan Smartphone dan menguploadnya ke internet; teknologi yang pada tahun 1970 belum ditemukan. Jika alasannya adalah untuk menghormati karya legendaris dari Stephen King dan Brian de Palma, tampaknya film remake ini salah sasaran.
Untungnya Julianne Moore memerankan cukup baik sosok Margareth, sebagai seorang ibu yang religus (termasuk fanatik), konservatif, bahkan cukup sinting hingga membuat setiap orang yang menonton film ini ikut mengernyitkan dahi. Sebenarnya film ini tidak terlalu buruk bagi orang awam yang tidak mengetahui sosok Carrie hingga membaca tulisan ini, tapi bagi seseorang yang sudah mengikuti karya Stephen King sejak dulu, serta menonton Carrie karya Brian de Palma, film Carrie 2013 tampaknya hanya menjadi film adaptasi dari kisah horror klasik legendaris versi masa kini. Tidak lebih.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.