Sineas asal Inggris, Edgar Wright sudah dikenal melalui film-film komedi uniknya seperti, “Shaun of The Dead,” “Hot Fuzz,” “The World’s End,” hingga “Scott Pilgrimm vs. The World.” Setelah kecewa dengan perbedaan visi untuk menggarap film “Ant-Man,” Edgar akhirnya menggarap film “Baby Driver” yang bisa dianggap sebagai karya terbaiknya hingga kini. Kali ini tidak bersama para pemain regulernya (Simon Pegg cs), Edgar mengkasting bintang muda seperti Ansel Elgort dan Lily James, bersama aktor-aktor senior macam Kevin Spacey, Jamie Foxx, John Hamm, serta Jon Bernthal.
“Baby Driver” sendiri menceritakan tokoh Baby (Elgort) yang merupakan seorang pengemudi muda handal yang terpaksa bekerja pada seorang gembong kriminal bernama Doc karena hutang yang ia miliki. Entah sudah beberapa kali ia sukses membantu Doc menjalankan operasi perampokan bank. Hingga suatu saat, Baby mampu melunasi hutangnya, dan ia salah besar ketika menganggap dirinya telah lepas dari cengkraman Doc.
Kisah aksi perampokan bank memang bukan hal baru dalam film, sejak film klasik berkualitas macam “Dog Day Afternoon” hingga seri aksi populer “Fast & Furious” yang mulai merambah subgenre ini. Sang sineas mampu mencari celah baru melalui tokoh Baby, seorang pengemudi muda baik hati di tengah kelompok kriminal yang kasar dan brutal. Film-film Edgar, selalu memiliki tokoh yang unik dan tiap tokoh memiliki karismanya sendiri, bahkan hingga bocah cilik sekali pun.
Tidak seperti aktor regulernya (Simon Pegg), Edgar kali ini memiliki tokoh yang lebih serius, tak ada satu pun tokoh yang suka membanyol, namun sisipan komedi mampu muncul dalam aksi maupun dialognya yang cerdas. Satu contohnya dialog manis antara Baby dan Debora ketika awal mereka bertemu. Edgar juga tidak mau bermain aman dalam pengembangan plotnya, selalu ada kejutan yang tak diduga, emosi penonton mampu ia permainkan sedemikian rupa.
Bukan sang sineas jika ia tidak mampu mengemasnya dengan gaya yang unik. Film-filmnya selalu bertempo cepat dengan gaya sinematografi (shot-shot dekat) dan editing yang dinamis terutama pada adegan-adegan aksinya. Satu hal yang sangat dominan kini adalah unsur musik. Sepanjang filmnya, musik dan lagu silih berganti nyaris tanpa henti yang menjadi jiwa filmnya. Tempo editing hingga efek suara, semua mengikuti irama dan tempo musiknya. Bahkan efek suara tembakan bisa berpadu sempurna dengan suara hentakan musiknya.
Edgar yang memang sering menggarap video musik terasa benar sentuhannya di sini. Satu film utuh terasa sebagai pencapaian estetik yang menyegarkan. Tak diduga, ia juga mampu membuat salah satu adegan aksi kejar-mengejar mobil terbaik yang pernah ada dalam medium film. Film “Baby Driver” adalah segar untuk subgenrenya baik plot maupun gaya sinematiknya yang menjadi ciri sang sineas, plus sisi dan nilai manusiawi yang amat langka di genrenya.
Sang Sineas tampak semakin matang dengan dukungan kasting menawan di luar regulernya. Elgort dengan pesona dan bakat aktingnya rasanya bakal menjadi primadona baru kalangan muda-mudi. “Baby Driver” satu tontonan yang sangat menghibur, sarat dengan musik dan lagu, tokoh-tokoh eksentrik, unsur komedi, aksi yang mengesankan, serta mampu mendefinisikan dengan tegas makna cinta sejati. Untuk Flagers semua pokonya jangan sampai ketinggalan untuk nonton film “Baby Driver” di bioskop-bioskop kesayangan kalian ya!!
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.