Dunia perfilman sudah berubah total sejak dekade 90-an. Hadirnya streaming service membuat bioskop perlahan mulai meredup. Orang-orang lebih memilih untuk menonton film via internet di genggaman tangan mereka. Para studio film melihat ini sebagai ancaman. Akibatnya jarang sudah film-film dengan bujet tengah-tengah yang biasa kita temui di dekade 90-an dan tahun-tahun sebelumnya.
Satu-satunya cara bagi studio-studio besar Hollywood untuk merampok uang penonton adalah dengan menciptakan franchise yang menawarkan spektakel yang tidak ada duanya. Hal ini adalah yang dilakukan Universal dengan serial baru yang akan mereka luncurkan yang mereka beri tajuk Dark Universe. Universal yang menggondol hak cipta atas monster-monster lawas berniat menyatukan mereka ke dalam sebuah kesatuan yang diharapkan bisa menandingi kesaktian “Wonder Woman.” “The Mummy,” dengan dibintangi aktor kawakan, Tom Cruise, adalah pembukaan untuk seri ini.
Meskipun berjudul sama dengan film garapan Stephen Sommers yang dirilis pada tahun 1999, film “The Mummy” yang sekarang sangatlah berbeda. Kesamaannya mungkin adalah bangkitnya si mumi dan kedua tokoh utamanya agak slengean. Tapi kesamaan mereka berhenti disana. Di film “The Mummy” yang rilis tahun ini, Tom Cruise berperan sebagai Nick Morton, seorang tentara yang mempunyai sampingan untuk berburu harta karun untuk dijual di pasar gelap.
Partner-nya adalah Chris Vail (Jack Johnson) yang sebenarnya tidak mau mengikuti aksi Nick yang selengean, namun ketika Vail melihat emas, dirinya langsung saja tertarik untuk merampasnya. Mereka berdua ditembaki oleh warga lokal ketika berada di Irak. Sampai akhirnya bantuan dari negara mereka menyebabkan mereka secara tidak sengaja menemukan makam putri Mesir. Fakta bahwa Mesir dan Irak adalah dua negara yang berbeda membuat keadaan menjadi semakin horor. Apalagi ketika arkeolog cantik bernama Jenny Halsey (Annabele Wallis) datang dan mengatakan bahwa, “Ini bukan makam. Ini adalah penjara.”
Berawal dari kecerobohan Nick saat di dalam situs bersejarah tersebut, hal itu pun membuatnya menjadi seseorang yang dipilih oleh Princess Ahmanet (Sofia Boutella) untuk dijadikan sarana penyempurnaan ritualnya. Princess Ahmanet sendiri adalah perempuan dari Firaun yang dimumikan hidup-hidup karena telah membunuh seluruh anggota keluarganya.
Pembunuhan itu dilakukan oleh atas dasar keserakahannya atas sebuah kekuasaan. Ia pun harus menerima hukuman dengan dimumikan hidup-hidup dan dibuang dari Mesir. Agar petinya tak dapat diambil oleh orang lain, peti Princess Ahmanet direndam dalam air raksa dan diletakan dalam situs yang menyerupai penjara kuno.
Setelah ditemukan, kemudian peti itu diangkat, dalam proses pengiriman menggunakan pesawat, rupanya pesawat mengalami sebuah kecelakaan aneh. Nick pun dinyatakan tewas karena termasuk dalam salah satu penumpang dalam pesawat kargo itu. Ternyata, Nick kembali hidup. Sebagian menganggap bahwa ia dapat tetap hidup tanpa terluka sedikitpun karena mendapat kutukan dari Princess Ahmanet. Hal itupun membuatnya diincar oleh The Mummy.
Film berdurasi sekitar 107 menit itu sanggup membuat penonton merasakan atmosfer yang menegangkan lengkap dengan jalan cerita yang penuh tanda tanya. Meski dikateorikan sebagai film action adventure serta horor, namun, sang sutradara Alex Kurtzman menyempatkan untuk menyelipkan adegan komedi sederhana yang berhasil menggiring mood penonton ke sana ke mari.
Sebagai seorang aktor, Tom Cruise begitu telaten dalam mempersembahkan blockbuster. Serial “Mission:Impossible,” serial “Jack Reacher,” “Oblivion,” “Edge of Tomorrow” sampai “Minority Report” menunjukkan betapa totalnya Tom Cruise dalam mempersembahkan tontonan yang tiada duanya. Kelihaiannya dalam merangkum film menegangkan sekaligus tetap memberikan sentuhan komedi sederhana membuat film ini menjadi sebuah film yang sangat menghibur. Film The Mummy sendiri sudah disiarkan bioskop-bioskop di seluruh Indonesia mulai 7 Juni 2017.