Monster legendaris asal Jepang yang diciptakan oleh perusahaan Toho, “Godzilla” kembali berkeliaran dalam versi film terbarunya. Kali ini, giliran Warner Bros. dan Legendary Pictures yang memiliki tugas berat dalam menghidupkan karakter klasik ini ke dalam format yang diharapkan, setelah film “Godzilla” versi tahun 1998 yang disutradarai oleh Roland Emmerich dianggap belum mampu sepenuhnya memuaskan fans dan juga para kritikus. Sutradara muda, Gareth Edwards menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam memperbaiki citra sang monster dengan budget pembuatan film yang mencapai lebih dari US$ 160 Juta.
“Godzilla” dibuka dengan sebuah penemuan fosil aneh yang mengakibatkan gempa seismik di Filipina. Kisah dilanjutkan dengan keluarga Keluarga Brody yang tinggal di pusat penelitian nuklir di suatu daerah di Jepang. Pasangan Joe dan Sandra Brody merupakan dua ilmuwan yang bekerja di pusat penelitian nuklir tersebut. Peristiwa tragis yang disebabkan oleh semacam gempa seismik mengakibatkan hancurnya pusat penelitian dan menewaskan Sandra Brody. Kejadian ini memberikan duka medalam kepada Joe yang terpaksa merawat sang Anak, Ford, seorang diri. Merasa penasaran dengan misteri dibalik peristiwa di pusat penelitian, Joe terus berusaha mengungkap kebenarannya. 15 tahun kemudian, Ford Brody tumbuh menjadi seorang tentara Amerika yang sudah memiliki anak dan istri. Kepulangannya ke San Francisco harus diakhiri dalam waktu singkat demi mengeluarkan sang Ayah yang ditahan oleh Polisi karena memasuki daerah bekas penelitian nuklir yang kini menjadi zona terlarang.
Ford yang awalnya memiliki tujuan untuk menjemput Joe, harus terlibat dalam rencana sang Ayah. Di tengah usaha mereka, Ford dan Joe harus berhadapan dengan misteri besar yang telah mereka cari. Kemunculan sosok mahluk raksasa M.U.T.O merupakan jawaban dari gempa seismik yang terjadi selama ini. M.U.T.O berhasil menebarkan teror di Jepang, dan kemunculannya yang terkesan sporadis, ternyata memiliki pola dan tujuan tersendiri. Hawaii dan San Francisco juga menjadi tujuan dari serangan sang M.U.T.O. Bersamaan dengan kehadiran M.U.T.O, muncul pula sesosok monster raksasa lain, Godzilla, yang semakin membuat umat manusia panik. Apakah ini akhir bagi keberadaan umat manusia, atau Godzilla justru muncul untuk suatu tujuan?
“Godzilla” berhasil melaksanakan tujuan filmnya untuk menebarkan rasa takut penonton dengan eksekusi dan intensitas yang baik. Melalui plot cerita yang membangun klimaks secara perlahan-lahan, dan tidak terburu-buru dalam memperlihatkan aksi para monster, membuat film “Godzilla” terasa elegan namun tetap menyenangkan. Saat M.U.T.O dan Godzilla benar-benar muncul ke tengah layar, membuat momen tersebut menjadi sesuatu yang sudah ditunggu-tunggu kehadirannya. Gareth Edawrds sukses menanamkan kesabarannya menjadi sesuatu yang membuat “Godzilla” sebagai salah satu film monster terbaik yang pernah hadir.
Visual dan sound effects dahsyat memang selalu diharapkan untuk film-film bertema ini. Gambaran fisik sosok Godzilla terlihat sangat realistis. Raungan dari sang mosnter juga sukses menggetarkan bioskop dan memberikan rasa yang tegang. Munculnya Godzilla yang juga diikuti dengan tsunami dahsyat di Hawaii juga memberikan nuansa disaster movie yang tak kalah hebat ke dalam film ini.
Unsur manusia memang harus menjadi sesuatu yang tidak boleh dilupakan. Karakter kaluarga Brody yang diperankan oleh Bryan Cranston sebagai Joe, Juliette Binoche sebagai Sandra, Aaron Taylor-Johnson sebagai Ford, dan Elizabeth Olsen serta Carson Bolde sebagai anak dan istrinya. Kehadiran unsur manusiawi melalui keluarga Brody, berusaha untuk mengimbangi unsur spektakuler dari kisah monster yang ditampilkan. Ken Watanabe yang berperan menjadi Dr. Ichiro Serizawa mewakili Jepang sebagai seorang peneliti asal negeri sakura tersebut.
Salah satu keistimewaan dari “Godzilla” versi tahun 2014 ini, adalah usaha dalam menghargai “Godzilla” dengan format dan gaya cerita versi Jepangnya. Mulai dari kejutan di bagian klimaks hingga penggambaran sosok sang raja monster, membuat film ini terasa klasik. Bagi penggemar film-film klasik “Godzilla” versi Jepang, juga anime dan manga-nya, akan merasa cukup terwakili dengan film ini. “Godzilla” sudah kembali dan siap beraksi untuk menggetarkan dunia!
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.