Karakter yang pertama kali diperkenalkan melalui novel fantasi karya Rick Riordan, Percy Jackson, kembali beraksi di layar lebar. Percy sempat absen selama 3 tahun semenjak pertama kali kemunculannya dalam film Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief pada tahun 2010. Kini, kita bisa kembali merasakan petualangan terbarunya dalam Percy Jackson: Sea of Monsters.
Percy Jackson telah menjadi siswa tetap dalam kamp pelatihan para makhluk setengah dewa atau yang dikenal dengan istilah Demigod. Dengan berbagai peristiwa yang terjadi dan juga kekalahannya dalam sebuah perlombaan, membuat Percy merasa tidak percaya diri akan kemampuannya. Percy mempertanyakan kontribusi dirinya di tengah bayangan besar sang ayah, Poseidon yang merupakan Dewa Laut. Di tengah kegalauannya, Percy mendapatkan sebuah ramalan di mana dirinya akan menjadi demigod yang dapat menyelamatkan atau juga menghancurkan Olympus.
Kamp pelatihan demigod yang sebelumnya jauh dari situasi berbahaya, berkat pohon pelindung Thalia, diserang sebuah makhluk ganas. Pohon pelindung Thalia ternyata diracuni. Legenda mengenai pengorbanan Thalia yang tewas karena menyelamatkan sahabatnya, terancam dengan kritisnya kondisi sang pohon. Percy bersama teman-teman setianya, Grover dan Annabeth berusaha untuk mendapatkan kain bulu emas yang dapat menghidupkan kembali makhluk yang sekarat atau telah mati. Tyson, adik Percy dari Ibu berbeda yang merupakan seorang Cyclops dan pesaingnya di kamp, Clarisse juga memberikan bantuan untuknya. Apakah Percy Jackson mampu menyelamatkan pohon Thalia dan sekaligus mengungkap misteri dibalik semua peristiwa yang terjadi?
Jika sebelumnya Percy Jakson & the Olympians: The Lightning Thief disutradarai oleh Chris Colombus, kali ini estafet penyutradaraannya diserahkan kepada Thor Freudenthal. Masih dengan pola yang tidak jauh berbeda dari Columbus, arah penyutradaraan Freudenthal dalam Percy Jackson: Sea of Monsters masih dominan untuk anak-anak dan keluarga. Namun, beberapa keberanian untuk membawa film ke arah penonton remaja juga sudah terlihat. Adegan-adegan laga dan perkelahian dalam Sea of Monsters sudah lebih berkembang dan berani ketimbang The Lightning Thief yang masih bermain aman di zona anak-anak.
Special effects dalam Percy Jackson: Sea of Monster juga sudah sangat berkembang jauh. Mulai dari kehadiran makhluk-makhluk ajaib seperti benteng besi, cyclops, hingga naga laut yang cukup detil dalam efek CGI-nya. Salah satu adegan yang dengan special effects paling seru dalam Sea of Monsters adalah ketika Percy dan kawan-kawanya menaiki sebuah taksi terlarang yang super cepat. Film juga dikonversi ke dalam versi 3 dimensi saat paska produksi untuk memenuhi keinginan penonton yang haus akan film dalam format ini di bioskop.
Bintang remaja Logan Lerman yang berperan sebagai Percy Jackson, masih menjadi magnet utama dalam Sea of Monsters. Semakin bertambahnya usia Lerman ternyata juga diiringi dengan penampilannya yang semakin digilai oleh para ABG. Salah satu idola remaja paling populer ini memang tengah menjadi perbincangan sebagai calon aktor muda masa depan yang karirnya diperkirakan semakin gemilang. Alexandra Daddario dan Brandon T. Jackson juga masih tampil sebagai 2 sahabat setia Percy, Annabeth dan Grover.
Percy Jackson: Sea of Monsters bukanlah sebuah film yang rumit dengan adegan aksi yang keras dan jalinan cerita yang kompleks. Film ini dibuat sebagai hiburan ringan yang dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga. Anak-anak dan remaja akan merasakan pengalaman yang menyenangkan dengan gaya petualangan yang dihadirkan dalam Sea of Monsters. Keindahan visual dan juga berbagai efek khusus dalam film ini juga sangat baik. Gaya cerita yang sederhana, namun klasik akan membawa nostalgia pada kisah-kisah fantasi di masa lalu. Selamat berpetualang dengan Percy Jackson: Sea of Monsters di bioskop favorit.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.