Hollywood sedang memulai tren baru di mana mereka kembali membuat film yang berasal dari kartun terkenal di tahun 90’an. Dalam waktu dekat, film seperti Ghostbusters, Power Rangers, sampai dengan Voltron akan kembali dibuat versi layar lebarnya. Kali ini giliran empat kakak beradik kura-kura ninja yang dibuatkan film versi ‘orangnya’.
Film ini diproduseri oleh Michael Bay yang terkenal lewat film adaptasi dari kartunnya juga, Transformers. Namun, di serial ini Bay tidak menyutradarai dan hanya menjadi produser saja. Meski demikian, adegan-adegan khas Bay masih terasa kental di film tersebut. Baik dari adegan ledakannya, sampai ke dialog-dialog antar karakternya. Film pertama dari Teenage Mutant Ninja Turtles ini menuai banyak kritik dan gagal di pasaran. Kebanyakan komplain ditujukan ke 4 tokoh utama dari para kura-kura ninja ini, yaitu Leonardo, Donatello, Michaelangelo, dan Raphael. Keempatnya dirasa jauh berbeda dengan penokohan di komik dan kartun klasiknya. Semua dibuat semata-mata demi terlihat lebih realistis.
Kritik selanjutnya yang lebih pedas adalah terlalu sedikitnya peran keempat kakak beradik ini di film itu. Lebih dari separuh film tersebut lebih fokus ke karakter April O’Neil yang dimainkan oleh Megan Fox. Sedangkan para kura-kura ninja ini malah jarang ditonjolkan. Akibatnya, film tersebut penghasilannya jeblok dan tergolong gagal. Oleh karena itu, ketika rencana sekuel diumumkan, hal tersebut mengejutkan mengingat gagalnya film pertamanya. Namun, setelah menonton sekuelnya, untunglah mereka berani membuat sekuel. Karena, memang seharusnya film Teenage Mutant Ninja Turtles (TMNT) itu dibuat seperti ini.
Perbaikan yang mereka lakukan adalah desain karakter dari para kura-kura ninja itu sendiri. Masing-masing diberikan sedikit perubahan yang lebih menonjolkan karakter masing-masing yang berbeda-beda. Seperti Leonardo yang terlihat lebih dewasa karena menjadi sang pemimpin, Raphael yang lebih berotot karena menjadi yang terkuat, Donatello yang kini dipenuhi dengan gadget karena menjadi yang paling pintar, dan Michaelangelo yang dibuat lebih.. sederhana.. karena ialah yang paling… sederhana..
Selain itu, ukuran mereka yang di film pertama terlihat sangat besar, kini lebih dikecilkan. Sehingga ukurannya tidak terlalu jauh berbeda dengan ukuran manusia dewasa yang tinggi. Warna-warnanya juga dibuat lebih kartun, sehingga tidak terlalu kelam. Sifat-sifatnya juga dibuat lebih santai dan lebih kocak, sehingga benar-benar mengingatkan kita akan karakter-karakter di kartunnya yang dulu. Bahkan, Raphael yang digambarkan selalu serius juga memiliki momen-momen kocak.
Tentunya, perubahan yang paling signifikan dari sekuelnya adalah porsi para kura-kura ninja ini yang dibuat lebih banyak. Keempat kakak beradik inilah yang menjadi sumber cerita, di mana aksi keempatnya yang menjadi pusat narasi cerita. Karakter seperti April kembali menjadi karakter tambahan saja. Bahkan Stephen Amell (dari serial Arrow) pun di sini porsinya memang hanya sebagai peran pembantu saja. Karakter Casey Jones yang diperankan oleh Stephen juga kocak dan jauh dari gambaran karakter Green Arrow yang serius. Kedua peran antagonis baru seperti Bebob dan Rocksteady juga terlihat solid dan kocak. Sehingga, film ini sarat dengan kekocakan ala tahun 90an.
Kualitas animasi CGI pada film ini juga terlihat lebih baik dibanding film pertamanya. Mungkin ini juga yang menjadi alasan kenapa porsi keempat karakter utama yang murni terdiri dari CGI ini tampil lebih banyak. Budget untuk special effectnya tampaknya lebih besar. Berhubung karakter-karakternya kebanyakan full CGI, kekuatan aktingnya jadi susah diukur. Namun, penggambaran karakter baik itu para kura-kura ninja sampai dengan Bebop dan Rocksteady sangat baik ditampilkan. Kualitas 3D pada film ini juga cukup baik. Ada banyak gimmick yang menonjolkan kemampuan 3D. Karena film ini banyak mengambil adegan pada malam hari, membuat adegan 3D-nya kurang nyaman ditonton saat adegan gelap.
Hanya saja, alur cerita pada film ini sangat mudah ditebak dan terkesan itu-itu lagi. Lagi-lagi kota New York menjadi sasaran alien (ala The Avengers), motif dari Shredder sebagai tokoh antagonis utama di film pertama juga sangat konyol. Bisa dibilang, jalan cerita film ini seperti cetakan template film pop corn.
Meski demikian, film ini cukup menyenangkan untuk ditonton. Walau mungkin film ini akan segera tenggelam di antara banjirnya film-film sejenis. Namun, untuk penggemar TMNT pasti tidak akan kecewa karena kali ini keempat tokoh TMNT ini kembali mendapat porsi utama. Apalagi, lagu soundtrack dari kartunnya pun kini kembali hadir.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.