Jika dalam film pertamanya, “The Purge” yang diproduksi oleh Universal Pictures menceritakan tentang sebuah keluarga yang harus berlindung di rumah mereka yang dilengkapi dengan sistem keamanan yang super canggih, namun sistem tersebut dinilai gagal karena pada hari Purge (pembersihan) para penjahat maupun orang yang berniat jahat kepada mereka tetap dapat masuk ke dalam rumah tersebut. Dalam film keduanya ini, “The Purge: Anarchy” Flagers akan disuguhkan alur cerita yang sangat berbeda dan tentunya lebih sadis dan menegangkan.
Secara garis besar film “The Purge: Anarchy” sendiri memiliki background cerita yang sama pada film sebelumnya. Film “The Purge: Anarchy” menceritakan tentang negara Amerika Serikat yang memiliki aturan untuk membiarkan seluruh warganya hidup tanpa hukum selama satu malam setiap tahunnya. Diceritakan negara Amerika Serikat pada tahun 2023 memiliki tingkat pengangguran yang sangat kecil yaitu 5% dan begitu juga dengan angka kriminalitasnya yaitu 0%. Dibalik semua kesuksesan negara Amerika memberantas tingkat pengangguran dan kriminalitas tersebut bukan tanpa sebab dan imbalan yang tepat. Untuk mencapai hal tersebut, negara Amerika harus melegalkan satu malam khusus bagi warganya untuk melakukan tindakan kriminal seperti mencuri sampai dengan membunuh satu sama lain. Namun dengan beberapa peraturan bahwa para tetinggi tidak boleh terlukai. Target utama adalah orang miskin atau orang yang tak punya rumah. Purge juga menjadi hiburan bagi orang-orang kaya karena mereka dapat membunuh orang miskin dan penyakitan yang mereka telah beli.
“The Purge: Anarchy” mengawali kisahnya tentang Seorang ayah, Sergeant (Frank Grillo) yang cukup berbeda dengan orang-orang lain karena ketika orang lain cenderung bersembunyi di dalam rumah dengan penjagaan yang super ketat guna mengahadapi hari Purge (pembebasan). Namun, dia malah pergi mengelilingi kota, dengan tujuan untuk membalaskan dendamnya kepada orang yang telah membunuh anaknya pada hari pembalasan sebelum-sebelumnya. Saat hari pembebasan dimulai Sergeant bertemu dengan Eva (Carmen Ejogo) dan anak kandungnya, Tanya (Justina Machado) yang sedang disakiti oleh para penjahat kriminal yang ditugaskan untuk melakukan kekejaman di hari pembebasan. Tidak sampai disitu, Seargent juga bertemu dengan dua pasangan, Shane (Zach Gilford) dan Liz (Kiele Sanchez) yang sedang terjebak di luar rumah karena mobil mereka mogok ditengah jalan.
Namun, aksi balas dendam yang ingin dilakukan oleh Seargent tersebut terus-terusan terhalang dan terhambat karena ia harus menghindarkan diri dari para kriminal yang sudah tidak sabar membunuh orang-orang yang berkeliaran pada malam hari dan Seargent juga memiliki niat baik untuk tetap melindungi keempat orang tadi yang ikut dengan dirinya dengan tujuan, Seargent bisa mendapatkan sesuatu agar dapat bisa bertemu pembunuh sang anaknya. Aksi balas dendam tersebut harus cepat-cepat dilakukan oleh Sergeant sebelum pukul 7.
Pada film “The Purge: Anarchy” ketegangan yang akan diberikan kepada Flagers tentunya dua kali lipat dari film “The Purge” sebelumnya. Film “The Purge: Anarchy” menyuguhkan banyak adegan sadis, seperti tusuk-menusuk, memotong dengan gergaji mesih dan adegan sadis lainnya yang membuat Flagers tidak sanggup membuka mata. Dengan musik dari film ini yang khas dan membuat merinding “The Purge: Anarchy” bisa menjadi sebuah thriller yang sangat menarik untuk ditonton. “The Purge: Anarchy” juga cukup memberikan kita contoh-contoh betapa kejamnya dunia di masa ini. Betapa uang lebih penting dari nyawa dan uang bisa membeli segalanya. Film ini tetap ditulis dan disutradarai oleh orang yang sama yang juga menyutradarai dan menulis cerita di film pertama, yaitu James DeMonaco So buat Flagers yang sudah tidak sabar silahkan saksikan sendiri film ini di bioskop kesayangan anda dan rasakan setiap aliran adrenalin yang diberikan oleh “The Purge: Anarchy.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.