The Mortal Instruments: City of Bones – Movie Review

Posted by
August 24, 2013

The Mortal Instruments: City of Bones - Movie Review

Kembali sebuah film yang diangkat dari novel best seller remaja dihadirkan sebagai pilihan bagi penonton bioskop. Kali ini adalah “The Mortal Instruments: City of Bones” yang novelnya ditulis oleh Cassandra Claire. Seri novel “The Mortal Instruments” sudah memiliki fanbase yang cukup kuat. Hal ini terbukti dari penjualannya yang mencapai puluhan juta eksemplar di seluruh dunia. Buku ini juga telah dicetak hingga seri ke 5, dan telah dibuat seri prekuelnya “The Infernal Devices.”

Seorang remaja bernama Clary Fray merasa ada hal yang tidak biasa dalam hidupnya. Menjelang ulang tahun Clary, bayangan akan sebuah simbol misterius kerap kali tidak bisa dihilangkan dari pikirannya. Ia bahkan secara tidak sadar menggambarkan simbol-simbol tersebut saat tertidur. Saat Clary mengajak sahabatnya, Simon Lewis berjalan di tengah kota, I kembali menemukan logo tersebut dalam sebuah klub malam. Merasa penasaran, Clary memaksa Simon untuk masuk ke dalam klub tersebut. Di luar dugaan, Clary menyaksikan sebuah pembunuhan di dalam club tersebut. Meskipun sangat terkejut dan berusaha meyakinkan sahabatnya, tetapi hanya Clary yang melihat kejadian tersebut.

Setelah kejadian di Club, secara perlahan Clary mulai terbuka akan berbagai hal misterius dalam dirinya. Ia berkenalan dengan seorang Shadowhunter bernama Jace Wayland. Jace mulai berbagi cerita kepada Clary mengenai iblis, makhluk-makhluk gaib, dan keberadaan Shadowhunter yang memiliki tugas untuk membasmi para iblis jahat. Bersama Simon, Jace, dan shadowhunters lainnya, Clary berusaha untuk menyelematkan Ibunya yang menghilang secara tiba-tiba, dan sekaligus mencari sebuah benda antik yang diincar oleh sekelompok penjahat.

The Mortal Instruments: City of Bones - Movie Review

Melihat potensi pasarnya, film “The Mortal Instruments: City of Bones” memiliki kesempatan yang cukup baik dalam mencuri penggemar “Twilight” yang dipastikan absen setelah seri terakhirnya, “Breaking Dawn Part 2” selesai ditayangkan. Tetapi, tantangan untuk membawa novel remaja yang sukses ke arah blockbuster seperti layaknya “Twilight Saga” atau “The Hunger Games,” tidak semudah yang dibayangkan. Beberapa film yang diangkat dari novel remaja yang sukses, seperti: “I Am Number Four,” “Beautiful Creatures,” hingga “Percy Jackson” ternyata gagal atau hasilnya biasa-biasa saja di pasaran.

Mungkin dengan mengambil sedikit formulasi yang sama dari “Twilight” dan “The Hunger Games”, yaitu pemeran yang menjadi idola remaja dan kisah cinta segitiga terlarang, produser “Mortal Instruments: City of Bones” berharap meraih kesuksesan yang mendekati 2 film tersebut. Tetapi, Constantin Films, rumah produksi berbasis Jerman yang telah membuat “City of Bones” merasa sangat optimis dengan hasilnya. Terbukti, pada bulan September 2013, seri kedua dari “The Mortal Instruments” yang berjudul “City of Ashes” akan memasuki tahap awal produksi.

Lily Collins dan Jamie Campbell Bower terpilih sebagai pemeran Clary Fray dan Jace Wayland, 2 karakter utama dalam “The Mortal Instruments.” Bukan tanpa alasan 2 nama ini yang menjadi pilihan. Lilly Collins yang merupakan putri kandung dari penyanyi legendaris Phill Collins adalah bintang muda wanita yang sedang naik daun. Peran Lilly dalam “The Blind Side” adalah yang pertama kali mengangkat namanya. Lilly menjadi sangat produktif dengan tampil dalam film “Mirror Mirror,” “Priest,” dan “Abduction” bersama Taylor Lautner. Jamie Campbell Bower telah tampil dalam 3 film “The Twilight Saga” sebagai Caius, “Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 dan 2,” hingga “Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street” bersama Johnny Depp. Kedua bintang muda ini memiliki tugas untuk menghidupkan pesona dan chemistry mereka dalam “The Mortal Instruments: City of Bones.” Diantara semua pemeran dalam film ini, Jemima West yang tampil sebagai Isabelle adalah yang paling menonjol. Penampilannya yang tangguh dan seksi sebagai seorang shadowhunter berhasil mencuri perhatian.

The Mortal Instruments: City of Bones - Movie Review

“The Mortal Instruments: City of Bones” memang sebuah film yang ditargetkan untuk remaja. Jalinan cerita yang tidak detail membuat film ini ringan untuk disaksikan. Usaha untuk mereplikasi cinta Bella dan Edward di film “Twilight” dalam bentuk Clary dan Jace memiliki potensi untuk membuat remaja merasakan chemistry romance yang dihadirkan. Sajian yang paling kuat dari “City of Bones” adalah musik. Mulai dari ilustrasi score yang dihadirkan oleh Atli Örvarsson hingga lagu-lagu orisinilnya mampu menonjol melebihi cerita. Lagu asli dari Demi Lovato yang berjudul “Heart To Heart” dan “When The Darkness Comes” dari Colbie Caillat mengisi kemesraan antara Jace dan Clary dengan sangat Indah.

Jika Flagers mencari sebuah film action romance remaja yang ringan dan menghibur, “The Mortal Instruments: City of Bones” adalah pilihan yang menarik. Selain tersedia dalam format 2D reguler, film ini juga dapat disaksikan dalam layar raksasa IMAX. Para idola remaja terbaru mungkin saja dilahirkan dari The Mortal Instruments: City of Bones.

Comments and 13,312 views

Gia Adhika

I work in the entertainment, publishing & social media industry. Observes & writes about it. Author of ONE DIRECTION The Unofficial Book & Buku Pop Superstars.

Related Posts

COMMENT

Leave a Reply