“Ender’s Game,” Bukan Permainan Biasa! – Movie Review

Posted by
November 3, 2013

enders_game_poster

Berbagai film bertema remaja dan juga Sci-Fi yang rilis pada tahun 2013 ternyata mendapatkan sambutan dingin dari penonton. Tetapi, “Ender’s Game” akan berusaha melawan tantangan untuk meraih kesuksesan dengan menggabungkan 2 pasar tersebut. Dengan para pemain yang sebagian besar masih berusia di bawah 20 tahun, aksi penuh special effects, materi dari novel best seller karya Orson Scott Card, budget US $110 Juta dan Harrisson Ford; akankah film ini mencapai kesuksesan yang diharapkan?

Pada suatu momen di masa depan, umat manusia diserang oleh alien yang diberi nama bangsa Formics. Meskipun telah memakan banyak korban nyawa manusia, namun serangan tersebut akhirnya berhasil dihentikan oleh seorang Komandan Pilot bernama Mazer Rackam. Dalam rangka mencari Komandan hebat yang dapat menggantikan kepahlawanan Mazer, Kolonel Hyrum Graff melakukan rekrutmen tingkat internasional terhadap anak-anak jenius di dunia. Anak-anak inilah yang kelak dipersiapkan untuk menyerang kaum Formics agar mereka tidak membuat koloni di bumi.

Andrew Ender Wiggin, seorang remaja yang pemalu namun cerdas ditarik dari sekolahnya untuk bergabung dengan pendidikan tempur militer elit. Berkat ketangkasan dan kejeniusannya, Ender menjadi perhatian khusus Hyrum Graff untuk dipersiapkan sebagai pengganti Mazer. Meskipun Ender memiliki pikiran yang brilian, kemampuan memimpin dan bertempur yang hebat, tetapi Ia masih memiliki rasa kasih sayang yang tinggi. Untuk melancarkan keberhasilan pertempuran, Hyrum menginginkan agar Ender lebih fokus pada sifat agresifnya. Di tengah persiapan perang, jiwa dan pikiran Ender mengalami konflik batin yang cukup mendalam. Dengan berbagai tantangan dari dalam dirinya, akankan Ender mampu memenuhi beban yang diberikan oleh umat manusia untuk mengalahkan bangsa formics?

ENDER'S GAME

“Ender’s Game” yang diangkat dari novel best seller peraih berbagai penghargaan ini, memiliki plot yang sangat menarik dan sekaligus menantang pikiran. Sutradara asal Afrika Selatan, Gavin Hood yang pernah meraih Academy Awards melalui “Tsotsi,” menghadirkan keseimbangan yang sangat baik antara sisi cerita, karakter, dan juga visual. Tidak hanya sekedar menjadi eye candy bagi penggemar film Sci-Fi yang menanti adegan simulasi pertempuran, visualisasi sekolah tempur luar angkasa, dan setting yang indah; “Ender’s Game”  juga menghadirkan jalinan cerita yang menarik melalui pergolakan batin sang karakter utamanya.

Bintang muda, Asa Butterfield berhasil menangkap kejeniusan, jiwa pemberani, dan sekaligus sentuhan perasaan sensitif seorang Ender Wiggin. Penonton akan memberikan dukungan moral dan sekaligus merasa iba pada karakter Ender. Harrison Ford yang memerankan Kolonel Hyrum Graff bertugas untuk menjaga Ender agar tetap fokus pada tugasnya melalui karakter yang tegas, dingin, dan sekaligus simpatik. Sebagai kompas moral Ender adalah sang kakak bernama Valentine yang diperankan oleh Abigail Breslin. Sedangkan Hailee Steinfeld menjadi Petra Arkanian yang merupakan partner dan sekaligus love interest dari Ender.

ender_s_game_40042 edit

“Ender’s Game” sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi film mega blockbuster. Plot ceritanya yang menampilkan berbagai intrik Ender di sekolah tempur dengan pemeran yang sebagian besar anak-anak berusia tanggung, akan mengingatkan kita pada “Harry Potter and The Sorcerrer’s Stone” versi luar angkasa. Kisah ini sangat menarik tidak hanya bagi remaja dan penggemar Sci-Fi, tetapi juga bagi anak-anak, bahkan seluruh anggota keluarga. Tetapi, cukup disayangkan ternyata marketing dari film ini justru kurang diarahkan pada konsumen keluarga. Anak-anak akan merasa cocok dengan karaker Ender, Petra, Valentine, dan anggota dari tim tempurnya seperti Bean, Alai, Dink, dan Bernard.

Selain menghadirkan visual yang sangat seru untuk disaksikan di layar lebar IMAX, kelebihan dari “Ender’s Game” terletak pada pembangunan sang karakter utamanya, Ender. Banyak film yang lebih fokus ke visual dan ternyata lupa untuk mengembangkan karakternya. Kita akan merasakan berbagai gejolak konflik batin yang dirasakan oleh Ender dalam perjalanannya selama film berdurasi 1 Jam 54 Menit ini. Bukan sekedar permainan dan visualisasi penuh aksi biasa, tetapi “Ender’s Game” adalah sebuah film yang memiliki jiwa.

 

Comments and 15,207 views

Gia Adhika

I work in the entertainment, publishing & social media industry. Observes & writes about it. Author of ONE DIRECTION The Unofficial Book & Buku Pop Superstars.

Related Posts

COMMENT

Comments Closed